Pages

Jumat, 13 Juni 2014

Mengenai benteng kuto besak

Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru.

Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa. Semen perekat bata menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur. Waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak ini kurang lebih 17 tahun. Keraton ini ditempati secara resmi pada hari Senin pada tanggal 21 Februari 1797.

Berbeda dengan letak keraton lama yang berlokasi di daerah pedalaman, keraton baru berdiri di posisi yang sangat terbuka, strategis, dan sekaligus sangat indah. Posisinya menghadap ke Sungai Musi.

Pada masa itu, Kota Palembang masih dikelilingi oleh anak-anak sungai yang membelah wilayah kota menjadi pulau-pulau. Kuto Besak pun seolah berdiri di atas pulau karena dibatasi oleh Sungai Sekanak di bagian barat, Sungai Tengkuruk di bagian timur, dan Sungai Kapuran di bagian utara.

Benteng Kuto Besak saat ini ditempati oleh Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya.

Pembangunan dan penataan kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak diproyeksikan akan menjadi tempat hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah. Jika dilihat dari daerah Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, pemandangan yang tampak adalah pelataran luas dengan latar belakang deretan pohon palem di halaman Benteng Kuto Besak, dan menara air di Kantor Wali Kota Palembang.

Di kala malam hari, suasana akan terasa lebih dramatis. Cahaya dari deretan lampu-lampu taman menciptakan refleksi warna kuning pada permukaan sungai.


Pemkot Palembang memiliki sejumlah rencana pengembangan untuk mendukung Plaza Benteng Kuto Besak sebagai obyek wisata.

Jumat, 23 Mei 2014

Akomodasi

Rincian hotel berbintang yang terdapat di palembang
Hotel Bintang
•    Novotel Palembang Hotel & Residence
            PALEMBANG - Jln. R. Soekamto 8A, Palembang
             / +62-711-379777
             info@novotelpalembang.com
             http://www.novotelpalembang.com
•    Sandjaya ****: Jln A. Rivai No.6193 Palembang Telp. (0711) 350634-3113693
•    Swarna Dwipa ***: Jl. Tasik No.2 PalembangTelp. (0711) 313322-362992
•    King's ***: Jl. Kol. Atmo Nomor 623 Plg Telp. (0711) 363633-362323
•    Lembang ***: Jl. Kol. Atmo No. 623 Plg Telp. (0711) 363333
•    Princess ***: Jl. Letkol Iskandar Komplek Ilir Barat Permai Palembang Telp. (0711)313137-312801
•    Lee Paradise **: Jl. Kapt. A. Rivai No.257 Telp. (0711) 356707
•    Arjuna **: Jl. Kapt. A. Rivai No.219 Telp. 356719-358505
•    Wisata **: Jl. Letkol Iskandar No.105 Telp. 434889
•    Puri Indah *: Jl. Merdeka No. 38-40 Plg Telp. (0711) 355785
Budget Hotel
•    Sehati: Jl. Dr. Wahidin 1 Palembang Telp. 351537
•    Sintera: Jl. May. Ruslan No.667 Palembang Telp. (0711)354618-354619
•    Crossandra: Jl. Dwikora I No.1711 Telp. (0711) 313667
•    Kenanga Inn: Jl. Bukit Kecil No.76 Palembang Telp. (0711) 358166
•    Wisma Olga: Jl. Sumatera 1-7 Telp. (0711) 311265
•    Sriwijaya: Jl. Letkol Iskandar No.31 Palembang Telp. (0711) 354193
•    Surya I: Jl. Sukarjo Seb-Ulu 1 Palembang Telp. (0711) 512657
•    Timbul Jaya: Jl. Letkol Iskandar No.15 Palembang Telp. (0711) 350177
•    Pondok Indah: Jl. Kol. H. Burlian Km.9 Palembang Telp. (0711) 414369
•    Darma Agung: Jl. Kol. H. Burlian km.7 Telp. 410558-411964
•    Cendana: Jl. Jend. Sudirman No.22 Km.3 Telp. 410558-411964
•    Ganesha: Jl. Karet No.6/10 Telp. 357333

•    Permata: Jl. Jend. Sudirman No.292-793 Telp. 369250-369251

Sabtu, 17 Mei 2014

Monpera akan memiliki air mancur menari

Pemerintah kota (Pemkot) Palembang mempunyai jurus jitu untuk mengembangkan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) untuk disulap menjadi area publik. Dengan mengedepankan taman terbuka hijau, tak kalah menariknya di plaza Monpera ini akan dibuat air mancur menari.

Kepala Dinas Tata Kota Palembang Isnaini Madani mengatakan, perlunya dilakukan revitalisasi Monpera yang ada dipusat kota tersebut. “Saat ini sudah dikerjakan perbaikan Monpera dengan memotong pagar Monpera, sehingga nantinya monpera menjadi taman dan kawasan terbuka untuk publik,” katanya.

Sejauh ini Monpera yang ada di Jalan Merdeka ini terkesan kurang terawat, padahal Monpera salah satu menjadi perwajahan kota Palembang. Menurutnya, poin revilitasisasi yang akan dilakukan hampir merata di setiap sudut Monpera yaitu mulai dari menambah penghijauan di seluruh area sekitar Monpera baik sisi depan, belakang dan samping, ditambah air mancur menari di tengah Monpera serta ada tulisan Palembang, tempat kursi yang berada di pinggir (tepi) area monpera, trape.

“Nanti tidak ada pagar yang membatasi, yang ada hanya tangga kecil yang melingkar diseluruh kawasan Monpera, sehingga masyarakat dapat duduk santai disana,” ucap Isnaini.

Selain itu, Monpera dan museum Sultan Mahmud Badararuddin (SMB) II akan menyatu. “Rooftop akan ada tempat khusus foto-foto dengan view langsung kota Palembang dan Ampera,” sebut Isnaini. Untuk menarik minat masyarakat agar masuk ke museum akan dibangunan lift, tapi lift nya berada di lantai lima. Masyarakat yang ingin naik ke rooftop harus berjalan kaki,” ulas Isnaini, yang tidak mau menyebutkan berapa besar biaya untuk pembugaran.

Namun, lanjut dia, revitalisasi tidak menyentuh bangunan inti Monpera sebab setiap detail bangunan mengandung makna, apalagi tahun lalu sudah dilakukan pembugaran bagian dalam Monpera.

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Yanuarpan mengatakan, keberadaan monpera memang harus segera di revitalisasi mengingat kondisi luar bangunan yang sudah banyak yang tidak prima lagi dan banyak batuan alam yang sudah terkelupas. “Revitalisasi akan melibatkkan beberapa SKPD yang berwenang sesuai dengan tugas dan fungsinya,” katanya.

Misalnya, sambung dia, Dinas Penerangan Jalan, Pertamanan dan Pemakaman (DPJPP) yang akan melakukan penambahan lampu, taman dan air mancur. Kemudian, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) untuk jalan dan lainnya. “Pengerjaan Monpera akan dilakukan secara bertahap,” sebutnya. Dengan keberadan taman kota ini akan dapat menarik para turis datang kesini untuk berfoto-foto selain BKB dan museum SMB II.

Sebelumnya, Walikota Palembang, Romi Herton mengatakan, kenyamanan yang meliputi kebersihan, keindahan dan keamanan kota Palembang akan memiliki daya pikat investasi dan kunjungan wisata di kota ini, sehingga pertumbuhan ekonomi kota Palembang makin meningkat. “Kota Palembang harus dibuat senyaman mungkin sehingga warga Palembang maupun pendatang merasa betah. Caranya, dengan memperbanyak penghijauan dan taman,” katanya.


Meningkatkan kenyamanan tersebut jajaran, lanjut dia, Pemkot Palembang saling bahu-membahu dan berkoordinasi sehingga program-program yang digulirkan dalam rangka menarik minat wisatawan dan investasi saling seiring berjalan. Salah satunya, revitalisasi pelataran Monpera, Pulau Kemaro dan titik lainnya yang dapat menarik wisatawan

Senin, 12 Mei 2014

Destinasi menarik untuk dikunjungi dipalembang

1.       Jembatan ampere dan sungai musi


Sungai Musi kalau di pagi hari mungkin kelihatan biasa saja namun pada saat malam hari begitu indah khususnya di bagian Jembatan Ampera Palembang. Sungai Musi memang merupakan wisata andalan Palembang. Jembatan Ampera dan Sungai Musi yang merupakan icon Palembang mudah untuk dijangkau karena berada di tengah Kota Palembang. Para wisatawan tidak usahh khawatir karena wisata bahari Sungai Musi tidak dipungut biaya alias gratis.

Pengunjung juga bisa melihat kapal-kapal yang bersandar di sekitar Sungai Musi serta rumah yang berdiri diatas Sungai Musi. Tidak akan sah rasanya jika tidak berkunjung di Sungai Musi.

Aktivitas yang dilakukan di Sungai Musi ialah menyusuri sungai dengan perahu dan berkeliling Sungai Musi. Warna air Sungai Musi cokelat. Tidak disarankan untuk mandi.

Setiap tahun selalu diadakan lomba bidar dan lomba olahraga air yang menarik. Bagi bakcpacker yang suka hunting tiket murah bolehlah mencoba wisata Palembang.

Hal yang menarik di Sungai Musi ialah jalan atau nongkrong di malam haribersama teman ditemani mie telur yang mudah ditemukan di sepanjang sisi Sungai Musi yang dekat dengan Benteng Kuto Besak.

Di Sungai Musi, penduduk lokal biasanya memancing dan terdapat kios apung serta rumah apung.Rumah apung maksudnya rumah yang terapung di tengah Sungai Musi.

Rumah yang dibangun di atas Sungai memang unik dan jarang terlihat. Tapi di SungaI Musi dapat kita temukan. Dan saat berada di Sekitar Sungai Musi senantiasa menjaga kelestarian lingkungan dan jangan buang sampah sembarangan.

2. Benteng Kuto Besak


Benteng Kuto Besak merupakan sisa benteng Kerajaan Palembang Darussalam waktu zaman Belanda. Benteng yang dibangun untuk pertahanan menangkal serangan Belanda dan sekaligus rumah tempat tinggal Kerajaan Palembang. Benteng Kuto Besak merupakan tempat menarik karena benteng yang memiliki nilai sejarah dan bukti bisu perjuangan Bangsa melawan penjajah masih kokoh dan tidak jauh dari Sungai Musi Palembang.

3. Pulau Kemaro

Tempat wisata favorit di Palembang ialah Pulau Kemaro yang berada di tengah Sungai Musi. Pulau Kemaro begitu banyak dikunjungi karena terdapat kisah romantis di Pulau Kemarau. Versi kisah cinta Romeo Juliet Indonesia, terdapat kisah cinta Tan Bu Ann (Keturunan Tionghoa) yang jatuh cinta kepada Putri Raja Siti Fatimah. Artis Indonesia sering juga ke Pulau Kemarau untuk melihat pohon cinta yang berada di samping Klenteng Kuan Im.
Pulau kemarau kental dengan ornamen Tionghoa serta pagoda yang indah dengan jumlah 9 lantai. Hari libu paling banyak dikunjungi. Memasuki Pulau KemarO, wisatawan tidak perlu bayar hanya perlu membayar biaya transportasi yang berupa perahu kecil. Perahu kecil untuk menuju Pulau Kemaro dapat ditemukan di sekitar jembatan Ampera.

4. Masjid Cheng Ho, Palembang

Tempat menarik lainnya yang bisa dinikmati di Palembang ialah Masjid Cheng Hoo Palembang. Sebuah Masjid bergaya nuansa ornamen Tionghoa. Lokasi Masjid Cheng Ho Palembang di Jakabaring Palembang Sumatera Selatan. Merupakan tempat beribadah dan tidak dipungut biaya namun harus tetap menjaga ketenangan umat islam yang beribadah. Masjid Cheng Hoo Palembang bisa menjadi wisata pilihan yang murah meriah di Palembang.
5. Wisata Bukit Siguntang Palembang
Bukit Siguntang merupakan wisata bersejarah buat warga Palembang karena di Bukit ynag dipenuhi dengan pohon yang rindang terdapat makan Raja dan Ratu Palembang serta ditemukannya patung Buddha. Makam-makan yang bsia kita lihat di Bukit Siguntang Palembang ialah Raja Sigentar Alam,  Pangeran Raja Batu Api, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Bagus Kuning and Panglima Bagus Karang. Tiket masuk ke Bukit Siguntang seharga Rp5000 dan sudah termasuk biaya parkir motor. Akses ke Bukit Siguntang mudah karena tak jauh dari Kancil Putih Palembang. Meski kesannya angker karena terdapat beberapa makam keramat, tapi Bukit Siguntang merupakan wisata murah, adem, segar dan nyaman. Cocok untuk refreshing dan menikmati suasa kesegaran alam.

6. Stadion Gelora Sriwijaya


Stadion Gelora Sriwijaya atau sering disebut dengan Jakabaring Sport Center Palembang merupakan tempat olahraga yang lengkap karena Stadion Sriwijaya dibuat untuk even Internasional khususnya perlombaan olahraga. Pengunjung cukup membayar Rp2000 untuk tiket masuk yang seklaigus biaya perawatan gedung. Di depan stadion Palembang terdapat Tugu Jakabaring dengan air mancur unik. Jakabaring sport center cocok untuk menikmati sore hari dan Danau buatan saat sunset menjadi momen yang diburu para photographer maupun pengunjung biasa.

7 Monpera Palembang
Monpera yang merupakan monumen yang di dalamnya terdapat Museum tentang seluk beluk Palembang juga menarik untuk dikunjungi. Selain murah, objek wisata Monpera juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Monpera berlokasi di Jl, Merdeka Palembang, dekat dengan Masjid Agung Palembang. Biaya masuk ke Monpera sebesar Rp1000 dan biaya masuk ke Museum Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat) Palembang sebesar Rp5000. Hal yang bisa dilihat di Museum Monpera seperti koleksi mata uang Indonesia (Rupiah) dari zaman Soekarno hingga sekarang, photo pahlawan Palembang, senjata, baju dan peninggalan lain yang berhubungan dengan sejarah Palembang.

8. Taman Kambang Iwak Palembang

Kambang Iwak berupa Taman yang berada di tengah Kota Palembang. Lokasi Taman Kambang Iwakdi Jl. Tasik Bukit Kecil, Palembang, Sumatera Selatan. Untuk masuk ke Taman Kambang Iwak tidak dipungut biaya. Hal menarik di Kambang Iwak berupa bambu untuk berteduh, air mancur dan jembatan merah yang berada di tengah Kolam di Taman Kambang Iwak. Masyarakat paling suka jogging di sore hari di Kambang Iwak dan tempat favorit untuk menikmati sore hari.


Semoga bermanfaat

Selasa, 06 Mei 2014

SEJARAH SINGKAT PALEMBANG

Selamat datang
Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.

Kondisi alam ini bagi nenek moyang orang-orang Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya. Air menjadi sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau dan punya kecepatan yang tinggi. Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah:

Tanah tinggi Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan.
Daerah kaki bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah.
Daerah pesisir timur laut.
Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat mementukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban. Faktor setempat yang berupa jaringan dan komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di Sumatera Selatan. Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara. Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan Nusantara

Seperti juga bentuk-bentuk pemerintahan di Asia Tenggara lainnya pada kurun waktu itu, bentuknya dikenal sebagai Port-polity. Pengertian Port-polity secara sederhana bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam spektrum luas. Pusat pertumbuhan dari sebuah Polity adalah entreport yang menghasilkan tambahan bagi kekayaan dan kontak-kontak kebudayaan. Hasil-hasil ini diperoleh oleh para pemimpin setempat. (dalam istilah Sriwijaya sebutannya adalah datu), dengan hasil ini merupakan basis untuk penggunaan kekuatan ekonomi dan penguasaan politik di Asia Tenggara.

Ada tulisan menarik dari kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, menceritakan tentang Sriwijaya sebagai berikut :Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu lintas perdagangan asing di Selat. Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat. Jika ada perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan. Setelah keadaan aman kembali, rantai itu disingkirkan. Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang. Semua awak-awak perahu tersebut berani mati. Itulah sebabnya maka negara itu menjadi pusat pelayaran.

Tentunya banyak lagi cerita, legenda bahkan mitos tentang Sriwijaya. Pelaut-pelaut Cina asing seperti Cina, Arab dan Parsi, mencatat seluruh perisitiwa kapanpun kisah-kisah yang mereka lihat dan dengan. Jika pelaut-pelaut Arab dan Parsi, menggambarkan keadaan sungai Musi, dimana Palembang terletak, adalah bagaikan kota di Tiggris. Kota Palembang digambarkan mereka adalah kota yang sangat besar, dimana jika dimasuki kota tersebut, kokok ayam jantan tidak berhenti bersahut-sahutan (dalam arti kokok sang ayam mengikuti terbitnya matahari). Kisah-kisah perjalanan mereka penuh dengan keajaiban 1001 malam. Pelaut-pelaut Cina mencatat lebih realistis tentang kota Palembang, dimana mereka melihat bagaimana kehiduapan penduduk kota yang hidup diatas rakit-rakit tanpa dipungut pajak. Sedangkan bagi pemimpin hidup berumah ditanah kering diatas rumah yang bertiang. Mereka mengeja nama Palembang sesuai dengan lidah dan aksara mereka. Palembang disebut atau diucapkan mereka sebagai Po-lin-fong atau Ku-kang (berarti pelabuhan lama).Setelah mengalami kejayaan diabad-abad ke-7 dan 9, maka dikurun abad ke-12 Sriwijaya mengalami keruntuhan secara perlahan-lahan. Keruntuhan Sriwijaya ini, baik karena persaingan dengan kerajaan di Jawa, pertempuran dengan kerajaan Cola dari India dan terakhir kejatuhan ini tak terelakkan setelah bangkitnya bangkitnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam yang tadinya merupakan bagian-bagian kecil dari kerajaan Sriwijaya, berkembang menjadi kerajaan besar seperti yang ada di Aceh dan Semenanjung Malaysia.